Senin, 23 Februari 2015

CD Batita

1st GA - Benda yang wajib dibawa saat jalan-jalan
Menjawab tantangan dari Mak Chi tentang benda-benda apa saja yang wajib di bawa saat bepergian. Ini nih ceritanya..

Jalan-jalan dengan anak batita membuat saya tak pernah lupa untuk membawa barang yang satu ini. CD alias celana dalam batita!. Jalan ke tempat saudara, piknik, atau sekedar nge-mall di seputaran jabodetabek pasti barang yang satu itu selalu ada di dalam tas. Tak lupa juga kantong kresek.

Saya suka heran bila melihat anak batita keatas tetapi masih dikenakan diapers. Kan kasihan si kecil. Tidak leluasa bergerak, belum lagi resiko yang harus diterima seperti lecet atau ruam popok.

Anak saya yang kedua, Naarah (3,4) baru belajar untuk tidak bergantung lagi dengan diapers. Sebenarnya ia sudah bisa mengungkapkan keinginannya untuk buang air kecil atau buang air besar. Tapi untuk berjaga-jaga saya selalu siapkan CD-nya di dalam tas.

Suatu kali ketika usianya belum genap 3 tahun, saya alpa membawa CD dan celana panjang/jeans. Ketika itu kami sedang berada rumah makan. Sudah saya ingatkan kepada Naarah, kalau mau buang air kecil ngomong sama saya.

"Ma, mo sisik" (Ma, mau pipis)
"Oke, yuk kita ke toilet"

Ternyataaa.. Naarah sudah pipis di atas kursi rumah makan. Oalah..Segera saya bawa ke toilet untuk membilasnya. Ketika hendak mengganti CD yang sudah basah dengan yang baru, saya lupa membawanya. Alhasil kami buru-buru pulang dan bagian aurat Naarah saya tutup "seadanya" dengan sapu tangan.

Begitupun pada malam hari. Saya  masih menggunakan perlak bayi, untuk berjaga-jaga saja. Sebelum pergi tidur saya selalu menawarkan kepada Naarah supaya ke toilet  terlebih dahulu. Tengah malam sekitar pukul 2 atau 3 saya gendong dan bawa ke toilet. Dengan cara ini kasur jadi bebas ompol dan perlak tetap bersih. Repot memang. Tapi  kalau gak mau repot ya gak usah jadi ibu, itu kata kakak perempuan saya. Bener juga ya...
 
Ini penampakan CD-nya. Saya bikin menyerupai binatang amphibi, kura-kura (gak mirip ya..)


Sebenarnya dari usia 2 tahun, Naarah sudah saya persiapkan untuk tidak bergantung dengan diapers. Siang hari Naarah tidak di kenakan diapers. Tetapi malam hari masih saya kenakan. Dari curhat ibu-ibu di sekolah abang, anak usia 2 tahun sudah dapat belajar  mengutarakan keinginan untuk pipis atau buang air kecil. Tapi namanya ibu-ibu dengan kewajiban seabrek adaaa saja alpanya. 

Alhasil baru di usia 3,4 tahun ini Naarah benar-benar say goodbye dengan diapers. Sekarang Naarah sudah bisa mengontrol keinginannya. Dia bahkan bisa diminta tolong untuk menahan pipisnya ketika lagi berada di mobil atau di jalan tol.

Ketika perjalanan ke puncak bulan lalu, saya meminta suami untuk parkir sebentar di sebuah masjid. Saya menawarkan Naarah untuk ke toilet sebentar karena sudah menempuh perjalanan selama 2 jam. Ehh.. benar saja, Naarah sudah kebelet. Mungkin  terlalu asyik menikmati perjalanan, sampai lupa kalau sebenarnya dia mau ke toilet. Hihi..

"1st GA - Benda yang Wajib Dibawa Saat Jalan-Jalan"



Senin, 16 Februari 2015

Saya dan Kadaluarsa Otak

Otak yang tidak pernah dipakai untuk mikir, belajar, menganalisa pasti mengalami yang namanya kadaluarsa. Lha obat aja bisa kadaluarsa apalagi otak, kan? Gak mau pikun di usia muda kan? Ada salah satu kegiatan yang dapat memperlambat penuaan dini pada otak, yaitu kegiatan menulis.

Saya sadari betul menulis dapat meningkatkan kinerja otak terutama dalam hal mengingat. Kapasitas otak dalam menyimpan memory memang terbatas, tetapi bila dilatih dengan rutin dan konsekuen, menulis dapat mempertajam daya ingat. Selain tentunya harus diimbangi dengan olahraga, istirahat dan konsumsi makanan yang banyak mengandung asam lemak omega 3.

Menulis di blog, bergabung dengan komunitas menulis, mengirim artikel ke media , dan mengikuti audisi antologi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan menulis. Dan tentu saja target untuk membuat buku solo. Ada 2 buku antologi yang pernah saya ikuti. Pertama buku Sebungkus Nasi Segenggam Kebahagiaan yang diterbitkan oleh Oase Qalbu dan yang kedua Hati Ibu Seluas Samudera yang diterbitkan oleh  Sixmidad.

Kesulitan-kesulitan menulis adalah hal yang lumrah dialami oleh penulis pemula. Seperti halnya saya yang baru memulai nulis di usia yang tidak muda lagi (ngaku..). Bila sudah mentok alias kehabisan ide, saya tinggalkan sejenak kegiatan menulis. Menyibukkan diri dengan si kecil, keluar sebentar atau nonton film. Setelah itu pikiran pasti lebih fresh.

Kalau baca sih memang hobi dari kecil, tetapi menuangkan ide ke dalam bentuk kalimat-kalimat ya baru dimulai sekitar 1 tahun yang lalu. Menjadi lebih produktif ketika bergabung dengan komunitas menulis dan memiliki blog di tahun 2014.

Sst..tapi dari menulislah yang membuat saya berkenalan dengan teman-teman di dunia entrepreneur. Ceritanya di tahun 2011 ketika salah satu tabloid perempuan di Indonesia mengadakan lomba menulis naskah dengan tema "Kreatifitas & Wirausaha". Kebetulan saya berwirausaha di bidang kuliner. Kemudian saya mengirimkan naskah yang sesuai dengan latar belakang saya. Setelah itu usaha saya di cross check oleh pihak penyelenggara lomba, semacam wawancara. Seperti kapan mulai berwirausaha, kenapa memilih bidang kuliner, dsbnya.


Alhamdulillah saya masuk sebagai salah satu pemenang bersama keempat belas pemenang lainnya dari seluruh Indonesia. Hadiahnya tentu aja seabrek!. Betul kan.. gak rugi menulis.

  Selamat menorehkan sejarah dengan menulis ya..:)

 Tulisan ini diikutsertakan dalam 1st Giveaway blog Cokelat Gosong


 http://cokelatgosong.blogspot.com/2015/02/-giveaway-pertama-blog-cokelat-gosong.html

Senin, 09 Februari 2015

Flat Foot

Flat feet adalah suatu kondisi dimana anak tidak memiliki lengkungan di telapak kaki. Umumnya orang beranggapan bahwa anak yang memiliki flat feet biasanya kurang lincah, gampang lelah dan tiba-tiba sering terjatuh tanpa sebab. 

Anak saya yang sulung memiliki kecenderungan flat feet. Saat bermain futsal di sekolah tiba-tiba jatuh, atau lagi asyik jalan (tidak berlari lho..) bruk..jatuh. Dulu saya tidak begitu ngeh, saya pikir karena responnya saja lamban. Kenapa kalau jatuh selalu bagian kepala yang luka? Bukannya telapak tangan, lutut atau kaki?

Kaki balita memang kebanyakan dalam posisi datar, karena masih banyak lipatan-lipatan lemak. Seiring waktu kaki akan mengalami perubahan sampai usia 7 tahun. Ada benarnya juga kata orang tua dahulu,"jangan sering-sering pake sepatu atau biarkan saja sesekali anak berjalan di tanah tanpa alas kaki".  Latihan fisik seperti ini katanya dapat mengurangi resiko flat feet. Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Saat batita dulu Si sulung Almer selalu mengenakan alas kaki. Karena anaknya memang gak suka kotor, berbeda dengan Naarah yang cuek aja melenggang tanpa alas kaki bahkan di air lumpur sekalipun!.

Banyak penanganan dini yang bisa dilakukan oleh para ibu untuk mengatasi flat feet. Selain memperbanyak latihan fisik, bisa juga dengan sepatu khusus. Tetapi selama anak flat feet tidak memiliki keluhan sampingan, seperti nyeri atau pegal, sepatu khusus ini tidak disarankan. Sepatu khusus hanya diperuntukkan untuk anak flat feet yamg memiliki keluhan khusus. Jika disertai dengan keluhan perlu penanganan medis dari dokter orthopedic dan terapi.

Untuk mengurangi resiko terjatuh, saya memperbanyak latihan fisik saja. Seperti ikut les renang atau eskul di sekolah. Alhamdulillah di usianya yang menginjak 8 tahun, otot kakinya semakin kuat dan mulai jarang jatuh. Tapi tetap saja jahitan di dahi sebanyak 12 jahitan, dari usia 2 tahun sampai sekarang, akan terus membekas.


Saat liburan ke Malaysia, Naarah asyik-asyik saja berpose bak seorang model. Sementara sang kakak tiduran di trotoar Merdeka Square karena kelelahan. Waduh..

Kamis, 05 Februari 2015

Semut-semut The Natural School

Assembly yang diperuntukkan untuk anak -anak kelas III SD pada hari ini membuat saya jadi kepingin mengulas tentang sekolah ini. SD Semut-semut The Natural School. Namanya unik ya. Ada makna di setiap nama. 

Kenapa harus semut-semut? Berkaca pada filosofi semut, serangga kecil yang pekerja keras dan pantang menyerah. Yup..sesuai dengan namanya yang berkonsep natural. Anak-anak bebas bereksplorasi dialam terbuka, bukan duduk manis di dalam kelas. Berlokasi di Jl. Industri Kapal Dalam no 25 A, RTM, Kelapa Dua, Cimanggis-Depok.Telp (021) 98161363 dan (021) 70213416 Fax : (021) 87715920.
 
Jalan masuk ke SD Semut-semut

Undangan assembly
Kebetulan Almer yang duduk di kelas III ikut menyemarakkan Assembly yang diadakan di rumah kayu SD Semut-semut. Tema assembly kali ini  adalah "Galeri alam dan Budaya Indonesia". Semut-semut memang rutin mengadakan assembly untuk tiap-tiap kelas. Biasanya di adakan di rumah kayu atau rumah saung, tempat khusus untuk mengadakan acara-acara internal seperti pentas, acara Kartini atau lomba 17 Agustus-an.

Assembly ini bertujuan untuk menumbuhkan atau meningkatkan rasa percaya diri anak. Belajar untuk lebih sabar mengantri giliran pementasan dan juga mempererat silaturrahmi antara ortu dan guru.
Almer membawakan tarian "Kembali ke Sekolah"

Memang ini bukan yang pertama kalinya. Tetapi ada saja cerita di balik setiap pementasan. Selalu penuh dengan ide-ide baru di setiap penampilan anak-anak. Lihat saja bagiamana mereka berakting menjadi turis mancanegara dan domestik. Misalnya turis dari negeri Cina mengenakan kostum berwarna merah dengan model kerah cheongsam atau turis dari Malaysia dengan model baju kurungnya.
Penampilan drama turis-turis mancanegara

Penampilan drama, menari, gerak lagu dan ansambel musik anak-anak ini cukup menarik. Tetapi kurang didukung dengan fasilitas sound system yang baik. Jadi saya sebagai penonton kurang dapat mendengar dialog para pemain. Atau karena terlalu gaduh/ramai sehingga dialog para pemain ada yang terlewatkan.

Selepas menonton acara saya mampir ke gedung  play group. Ternyata gedung PG sedang di renovasi. Untuk sementara PG berlangsung di gedung belakang kantin sekolah. Disana saya bertemu dengan ibu Pipit dan ibu Arum. Bulan feb ini kelas PG sedang melakukan sit in selama 2 minggu. Jadi anak-anak yang berniat masuk kelas PG boleh trial. Bila ada yang berminat langsung melakukan registrasi dan pendaftaran. Sit in dilakukan 3 kali selama setahun, yakni di bulan feb, mei dan agustus.

Ibu Pipit dan ibu Arum
Untuk gedung SD nya terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama untuk anak kelas 1, kelas 2, sebagian kelas 4, ruang komputer, ruang guru , UKS , musholla dan gudang. Lantai 2 untuk kelas 3, kelas 4, ruang perpus, toilet laki-laki dan toilet perempuan. Lantai 3 untuk kelas 5, kelas 6, toilet laki-laki, toilet perempuan. Lantai 3 ini juga sering digunakan sebagai aula untuk event-event besar, seperti untuk sholat jumat, acara parenting atau pameran-pameran.

Untuk anak-anak yang rumahnya berdekatan dengan sekolah disediakan juga tempat parkir sepeda. Fasilitas penunjang lainnya ada panjat dinding, kandang kura-kura, kandang kelinci dan kandang ayam.
Gedung SD
Tempat parkir

Halaman sekolah
Suasana kelas

Belajar di kelas

Suasana rindang, banyak pepohonan, sangat menunjang proses pembelajaran di sekolah yang berkonsep alam ini. Untuk masuk SD saja waiting list bisa sampai puluhan murid lho. Memang 80 % diutamakan anak-anak yang TK di sini, bila sudah memenuhi kuota baru menerima anak-anak dari TK lain. 

Eits..ada yang ketinggalan nih. Ada juga "bukom" singkatan dari buku komunikasi antara guru dan ortu. Bukom ini memuat catatan-catatan anak selama di sekolah meliputi ranah kognitif/materi, ranah psikomotorik, dan afeksi. Pada dasarnya bukom adalah penilaian para pamong di sekolah (guru)  terhadap teman-teman kecil selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah. 

Seorang guru menemani anak belajar di perpus


Perpustakaan

Seorang anak asyik membaca di perpus
 
Kandang kura-kura

Toilet

Tempat wudhu

Pemisahan sampah

Salah satu kelas TK B

Papan pengumuman dan rak sepatu anak TK

Waktu belajar (untuk SD) dimulai pada pukul 08.00 sd 14.00. Disediakan juga catering dan snack time untuk istirahat. Yuk belajar menjadi "semut" yang cerdik. Semangat pantang menyerah dan penuh kegotongroyongan untuk mencapai tujuan.

Minggu, 01 Februari 2015

Momblogger's Note

Ilustrasi : doc.pribadi

Judul buku : Mommylicious
Penulis  : Murtiyarini dan Rina Susanti
Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)
Tahun terbit : 2014
Tebal buku : 174 halaman
Harga : Rp 39.000
ISBN 10 : 602-249-680-2
ISBN  13: 978-602-249-680-9

Buku ini menceritakan kisah perjalanan 2 mama blogger, mama Arin dan mama Rina dengan  seabrek rutinitas.  Dunia mommies yang tak pernah habis untuk dikupas tuntas mengalir dengan gaya bahasa yang ringan, sederhana dan enak dibaca. 

Di bab pertama mereka banyak bercerita tentang pengalaman seru memiliki buah hati. Seperti mama Arin, srikandi blogger inspiratif 2014 yang juga seorang staf kependidikan di IPB menceritakan bagaimana pengalaman berbedanya ketika mengasuh Cinta dan Asa. Atau ketika membaca curhat mama Rina, ibu pekerja yang akhirnya tulus melepas kariernya, begitu geregetan pada si sulung Azka yang tak bisa diajak kompromi saat mama Rina menyusui Khalif. Apakah Azka cemburu semenjak kehadiran Khalif?

Tak terkecuali saya yang terkadang dirundung perasaan bersalah ketika tak bisa menahan emosi dengan tingkah pola anak yang menguras energi. Duh.. jadi ibu memang harus punya banyak duplikat kesabaran.

"Saya kesal sama ibu, nggak mau sama sekali bantu-bantu. Ya masak, mencuci, setrika, dan mengurus dua anak. Bantu mandiin atau menyuap anaknya kek. Pulang kerja masuk kamar dan saya lihat lagi mainin HP. Hampir tiap hari begitu. Anak-anaknya dibiarin aja. Aneh, apa gak kangen ya sama anaknya?"

Begitulah cuplikan curhat seorang asisiten rumah tangga pada mama Rina di bab kedua buku ini. Curhatan-curhatan seperti ini nih yang membuat saya tersipu malu. Adakah juga yang pernah mengalaminya?

Dan catatan-catatan tumbuh kembang anak kedua momies ini tertuang di bab ketiga. Perasaan surprised, terharu, senang, berbaur menjadi satu ketika menyaksikan pertumbuhan anak-anak yang begitu pesat. Seperti cerita mama Arin yang terkaget-kaget ketika mendapatkan pertanyaan-pertanyaan ajaib  dari Cinta. 

"Apa warna sepatu Boot, monyet sahabat Dora The Explorer?"
"Bagaimana Adik bisa masuk ke perut mama? Nanti keluarnya bagaimana?"
"Mengapa kepiting jalannya miring? Apa nggak pusing?"

Mama juga manusia dewasa yang membutuhkan interaksi dengan dunia luar. Padatnya aktifitas membuat mama-mama, termasuk saya, harus pandai mengolah waktu. Membaca buku ini seperti berkaca pada diri sendiri. Lihat saja bagaimana perasaaan mama Rina ketika harus memutuskan resign dari tempat kerjanya. Sebuah keputusan besar yang banyak dialami oleh mama-mama diluar sana.

Bagiamanapun pilihan ada di tangan dan hati masing-masing mama. Catatan-catatan dua mama yang menyentuh, tercurah jujur sampai akhir. Buku ini cocok dibaca oleh mama-mama atau yang belum menjadi mama untuk memperkaya pengalaman. Tak terkecuali laki-laki dewasa. Supaya mereka juga memahami kompleksnya dunia mama. 

Dan setiap mama pasti memiliki cara untuk mengungkapkan rasa sayang mereka kepada buah hati. Temukan jawabannya pada akhir buku bagaimana kedua mommies ini secara gamblang mengungkapkan cara menunjukkan sayangnya pada buah hati. Selamat membaca!


No gift equals a mother’s reward that is life.

 http://www.mommylicious-id.com/2015/01/mommylicious-reader-award.html?m=0