Mencari orang-orang yang bersih untuk mendampinginya selama pemerintahan 5 tahun mendatang bukan perkara mudah. Jangankan dalam skala pemerintahan yang besar untuk memimpin Indonesia ke depan, mencari karyawan yang bersih dalam skala perusahaan pun sulit. Ini berdasarkan pengalaman saya sendiri.
Saya cukup kehilangan ketika salah satu karyawan terbaik mengundurkan diri. Sebut saja dia dengan A. Pengunduran diri disebabkan karena pindah kerja ke showroom mobil dan dia sebagai kasir. Selain itu dia bertanggung jawab terhadap jumlah mobil-mobil yang melakukan service, seperti cuci mobil, ganti oli dsbnya. Saya pun memakluminya. Hari pun berlalu, dan saya telah mendapatkan penggantinya.
Tiba-tiba saya mendengar berita yang dapat dipercaya, bahwa A dipecat di tempat kerjanya karena memanipulasi jumlah mobil yang melakukan service disana. Mobil yang masuk perhari ada 20 ternyata ditulis ada 15. Sama halnya dengan korupsi, bukan?
Dari karyawan yang lain saya juga mendapat cerita bahwa A suka "panjang tangan" selama kerja di tempat saya. Saya hanya pasrah saja, toh saya bersyukur A tidak kerja di tempat saya lagi meski saya sempat sangat "mengandalkan" dia.
Kedepan membuat saya lebih berhati-hati dalam merekrut karyawan. Mulut manis bukan jaminan bila sesorang itu berprilaku emas. Tak gampang memang mencari orang yang jujur (bersih).
0 komentar:
Posting Komentar